Rabu, 04 September 2013

The Bang – Bang Club

Periode awal tahun 1990, dua kubu di daerah Afrika Selatan terjadi peperangan saling membunuh antara satu sama lainnya. Peperangan itu terjadi hanya karena perbedaan pandangan politik mereka. Sehingga mereka mulai menghasut turun ke jalan dan memulai mengikuti perang bahkan saling serang. Afrika Selatan Barat di awali dengan suhu mendidih yang kemudian menarik perhatian para jurnalis berkulit putih untuk mengambil dan mencari momen yang tepat dengan membingkai perseturuannya. Sehingga menggambarkan kepada dunia atas tragedy yang ada di dunia serta tentu saja akan mengisi kantong saku mereka dengan uang. Pemuda fotografer pemberani yang masuk ke dalam medan perang demi mengambil dan mencari momen yang benar – benar atas kejadian yang sebenarnya.
Greg Marinovich (Ryan Phillipe) Joao Silva (Neels Van Jaarsveld) Kevin Carter (Taylor Kitcsh)  Ken Oester Broek (Frank Rautenbach) Karena niat dan nekat mereka yang kuat untuk mendapatkan kejadian atas tragedi yang nyata, sehingga mereka dapat bercerita kejadian yang sebenarnya kepada dunia yang di sampaikan melalui kamera yang telah di cetak melalui hasil foto, tidak peduli usaha yang meraka lakukan tersebut itu dapat mempertaruhkan nyawa mereka karena atas kebrutalan perang rasial dan kekerasan yang terkait dengan pemilu bebas pertama pasca apartheid di Afrika Selatan. Mereka berjuang keras untuk tetap hidup dan tetap bekerja keras selama periode ini agar dapat menunjukkan karya terbaik mereka kepada dunia. Mereka berlari, bersembunyi, uji nyali mental mereka diantara desingan peluru di dalam tengah perkaitan yang membuat jantung mereka berdebar kencang setengah mati. Tanpa tahu apa yang akan di temui dan yang terjadi di dalam kehidupan mereka di medan perang. Kamera yang terus membidik ke segala arah yang akan memicu focus – focus dengan gambar yang di harapkannya. Aroma perjuangan yang mereka lakukan itu amat terasa kental sepanjang peperangan ini terjadi dengan konflik yang pecah berlangsung hingga memanas, apalagi ditambah dengan adanya tindakan – tindakan sadis dan brutal selama konflik ini terjadi.
Di antara ke empat para jurnalis ini Greg Marinovich bias di bilang orang yang paling nekat di antara teman – teman nya yang nyaris tanpa memperhitungkan sama sekali resiko yang akan terjadi di dalam kehidupannya selama di medan perang. Terkadang dia selalu menjatuhkan dirinya ke dalam medan perang yang sesungguhnya agar bisa mendapatkan hasil dan pembuktian yang nyata atas kejadian perang yang terjadi sebenarnya. Dan bahkan kenekatan Greg demi hasil yang nyata, dia berani mengambil gambar dengan jarak hanya dalam beberapa meter saja dengan ancaman maut di depan matanya. Kenekatan yang di lakukan oleh Greg itu kemudian di ganjar atau menghasilkan dengan Pulitzer Prize yaitu hadiah paling bergengsi yang akan di dapatkan oleh para jurnalis pada tahun 1990 an untuk hasil sebuah karya fotonya yang sangat fenomenal.